Gunung Slamet (3,432 ) adalah gunung tertinggi di Jawa setelah Gunung
Semeru di Jawa Timur, berbentuk kerucut/Strato serta memiliki kawah
yang masih aktif dan luas. Letusan besar terakhir terjadi pada tanggal
13 juli 1988, yang menimbulkan lidah api dan semburan lava pijar
setinggi 300 meter. Gunung Slamet terletak di perbatasan Kabupaten
Purbalingga, Banjarnegara, Banyumas, dan Brebes. Dengan posisi
geografis 7°14,30' LS dan 109°12,30' BT.
Pada awal bulan September
1995, hutan di Gunung Slamet ini mengalami kebakaran hebat,
diperkirakan karena kesalahan manusia, yang mengakibatkan lenyapnya
berbagai tumbuhan dan fauna khas yang masih tersisa di gunung ini,
termasuk tanaman langka Edelwis Jawa yang merupakan tanaman khas Gunung
Slamet. Edelweis Jawa disini, bunganya putih kekuningan dan tangkai
bunganya serupa dengan daun kering yang panjang, berbeda dengan
Edelweis di Gunung Gede-Pangrango yang bunganya keputih-putihan dan
tangkai bunganya berbulu-bulu.
Hutan di kawasan Gunung Slamet,
sebagian terdiri dari hutan alam, hutan alam produksi dan hutan
produksi yang dikelola oleh PERHUTANI KPH Pekalongan Barat dan KPH
Banyumas Timur. Pendakian ke Gunung Slamet cukup berbahaya, karena
hutannya masih lebat dan jarang didaki, selama tahun 1975 - 1994
tercatat 17 orang meninggal di gunung ini, 10 orang diantaranya
meninggal karena hujan salju pada bulan Februari 1992. Suhu dipuncak
Gunung Slamet seringkali mencapai 0°C, karenanya kita harus menyiapkan
fisik, logistik dan perlengkapan untuk mendaki gunung ini.
Untuk
mencapai puncak Gunung Slamet, kita bisa melalui beberapa jalur: dari
Utara via Gambuhan-Jurangmangu, dari Selatan via Baturaden-Gunung
Malang, dan Timur via Bobotsari - Bambangan. Jalur yang paling dekat
dan lebih aman, adalah dari Bambangan dan Jurangmangu, yang merupakan
jalur yang dianjurkan, sedangkan jalur Baturaden sebaiknya dihindari
karena banyak ditumbuhi rumput-rumput liar dan medannya terjal serta
berbahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar